Sayup hati sang puteri mendengar segala rintihan hatinya. Biarpun dia mahu menjerit sekuat hati, namun dia tahu bahawa tiada siapa yang akan mendengar. Kasihan hati sang puteri. Rupanya segala usaha yang ditanam selama ini tidak mendatangkan apa-apa hasil untuknya walaupun sedikit. Apa yang dijangka hanyalah mainan semata-mata. Terlalu angkuh dirinya untuk tidak meneruskan perasaan yang dipendamkan selama ini. Hatinya ibarat pokok yang ingin terus mengejar mentari yang tinggi tanpa mengetahui kemungkinan yang tak pasti. Namun kini dia mengetahui semuanya. Segala langkah yang diatur satu persatu hanylah anganan semata-mata. Tiada kasih yang dibalikkan semula. Permainan cinta yang tidak pernah sang puteri mencubanya dan kali ini dia menjadi mangsanya. Batapa pedih hati sang puteri, air mata ibarat hujan yang turun dari langit tanpa henti. Tergamak hati si dia memperlakukan sebegitu rupa kepada sang puteri. Apakah salah dan silap yang telah sang puteri lakukan kepada si dia? Apakah mencurahkan kasih dan menyimpan rindu kepada si dia merupakan satu kesilapan yang besar? Hati sang puteri tidak mengerti akan semua yang berlaku. Kekeliruan berkecamuk di hati menjadikan puteri tidak keruan. Fikirannya melayang teringat akan si dia yang telah mengajarnya untuk menyayangi dan merindui. Salahkah puteri untuk merindui si dia?
Puteri pernah menaruh harapan kepada si dia, namun puteri tahu hati si dia tidak ada untuk puteri. Ada penghalang yang menjadi tembok untuk kasih puteri terus menjalar di dalam hati si dia. Tetapi itu hanylah perasaan yang ada dalamhati sang puteri, puteri tidak mengetahui bahawa si dia terlebih dahulu menyimpan perasaan terhadapnya. Teka teki semakin menyelubungi perasaan sang puteri pabila si dia mengungkapkan kata "sayang" kepada sang puteri. Berbunga-bunga hati sang puteri tatkala si dia mahu berbicara empat mata dengannya. Puteri dapat merasakan suatu perasaan yang lahir dari dalam hatinya. Senyuman dan pandangan si dia makin mengukuhkan perasaan itu. Tapi adakah itu hanya satu permainan atau itu adalah tingkah laku semula jadi si dia? Maafkanlah sang puteri kerana menyayangi si dia. Andai apa yang dilakukan oleh si dia itu hanylah perasaan sang puteri, maka hentikanlah untuk memberikan harapan kepada sang puteri. Wahai si dia, berhentilah untuk bertemu dengan sang puteri, berhentilah untuk terus berbicara dengan sang puteri, berhentilah untuk terus membiarkan sang puteri hanyut dengan perasaannya yang bertepuk sebelah tangan itu.
Sesungguhnya rintihan hati sang puteri tiada siapa yang tahu. Wahai si dia, maafkanlah puteri andai suatu hari nanti hati sang puteri tidak akan terbuka untuk si dia. Apa yang sang puteri ingin lakukan ialah pergi jauh dari si dia. Biarpun sang puteri mengetahui bahawa hatinya tetap dekat dengan si dia, tetapi sang puteri harus melawan perasaan itu. Segala perasaan yang dipendam selama ini harus dilupuskan. Biarpun puteri harus menghadapi seribu rintangan daripada hatinya sendiri, namun demi kabahagiaan dan demi rindu yang harus dibuang jauh, putri sanggup melakukannya. Puteri tidak sanggup lagi untuk berdepan dengan perubahan rasa hati si dia. Puteri sudah tenat untuk menjadi mangsa dalam percaturan perasaan ini. Puteri ingin tenang menghadapi liku kehidupannya. "Lepaskan aku pergi," rintih hati kecil sang puteri.
Mengertilah wahai si dia, puteri sudah tidak berdaya lagi untuk menanggung rindu dan kasihnya terhadap diri mu. Andai benar si dia tidak berniat untuk mempermainkan perasaan sang puteri dan sesungguhnya tiada sekelumit pun perasaan si dia terhadap sang puteri, maka hentikanlah memberi harapan kepada sang puteri. Jauhilah sang puteri, hanya itu sahaja ubat yang paling mujarab untuk mengubati kelukaan yang telah menjadi barah di hati puteri. Sudah terlalu banyak rintangan yang telah dihadapi oleh sang puteri. Demi kasihnya kepada si dia, sang puteri sanggup menolak pelangi-pelangi yang ingin mewarnai kehidupan sang puteri. Tulusnya sang puteri menyintai si dia. Namun, sedihnya si dia tidak mengetahui atau apakah si dia sememangnya sengaja untuk tidak mengetahuinya.
Hanya Sang Puteri Yang Tahu
Puteri pernah menaruh harapan kepada si dia, namun puteri tahu hati si dia tidak ada untuk puteri. Ada penghalang yang menjadi tembok untuk kasih puteri terus menjalar di dalam hati si dia. Tetapi itu hanylah perasaan yang ada dalamhati sang puteri, puteri tidak mengetahui bahawa si dia terlebih dahulu menyimpan perasaan terhadapnya. Teka teki semakin menyelubungi perasaan sang puteri pabila si dia mengungkapkan kata "sayang" kepada sang puteri. Berbunga-bunga hati sang puteri tatkala si dia mahu berbicara empat mata dengannya. Puteri dapat merasakan suatu perasaan yang lahir dari dalam hatinya. Senyuman dan pandangan si dia makin mengukuhkan perasaan itu. Tapi adakah itu hanya satu permainan atau itu adalah tingkah laku semula jadi si dia? Maafkanlah sang puteri kerana menyayangi si dia. Andai apa yang dilakukan oleh si dia itu hanylah perasaan sang puteri, maka hentikanlah untuk memberikan harapan kepada sang puteri. Wahai si dia, berhentilah untuk bertemu dengan sang puteri, berhentilah untuk terus berbicara dengan sang puteri, berhentilah untuk terus membiarkan sang puteri hanyut dengan perasaannya yang bertepuk sebelah tangan itu.
Sesungguhnya rintihan hati sang puteri tiada siapa yang tahu. Wahai si dia, maafkanlah puteri andai suatu hari nanti hati sang puteri tidak akan terbuka untuk si dia. Apa yang sang puteri ingin lakukan ialah pergi jauh dari si dia. Biarpun sang puteri mengetahui bahawa hatinya tetap dekat dengan si dia, tetapi sang puteri harus melawan perasaan itu. Segala perasaan yang dipendam selama ini harus dilupuskan. Biarpun puteri harus menghadapi seribu rintangan daripada hatinya sendiri, namun demi kabahagiaan dan demi rindu yang harus dibuang jauh, putri sanggup melakukannya. Puteri tidak sanggup lagi untuk berdepan dengan perubahan rasa hati si dia. Puteri sudah tenat untuk menjadi mangsa dalam percaturan perasaan ini. Puteri ingin tenang menghadapi liku kehidupannya. "Lepaskan aku pergi," rintih hati kecil sang puteri.
Mengertilah wahai si dia, puteri sudah tidak berdaya lagi untuk menanggung rindu dan kasihnya terhadap diri mu. Andai benar si dia tidak berniat untuk mempermainkan perasaan sang puteri dan sesungguhnya tiada sekelumit pun perasaan si dia terhadap sang puteri, maka hentikanlah memberi harapan kepada sang puteri. Jauhilah sang puteri, hanya itu sahaja ubat yang paling mujarab untuk mengubati kelukaan yang telah menjadi barah di hati puteri. Sudah terlalu banyak rintangan yang telah dihadapi oleh sang puteri. Demi kasihnya kepada si dia, sang puteri sanggup menolak pelangi-pelangi yang ingin mewarnai kehidupan sang puteri. Tulusnya sang puteri menyintai si dia. Namun, sedihnya si dia tidak mengetahui atau apakah si dia sememangnya sengaja untuk tidak mengetahuinya.
Hanya Sang Puteri Yang Tahu
-anne alone all along-
No comments:
Post a Comment