Duduk diam kaku
Hanya bebola mata yang bergerak
Melihat sekeliling
Sepi
Kotak fikiran bekerja
Hati cuma membisu
Diam lagi
Jantung bak kilang yang mengepam darah
Udara sejuk masuk ke rongga hidung
Tulang menggigil dingin
Kain berbulu masih tak dapat menghangatkan tubuh
Hampir setiap hentian gerabak panjang akan berhenti
Memakan dan memuntahkan penumpang
Masih lagi kaku menanti destinasi tiba
Jari menarikan pena
Tiap kata diadaptasikan ke lembaran kertas putih
Terkadang terhenti dek hasil tanaman fikiran habis
Kembali melakar dada kertas jika air luahan melimpah
Aku tersenyum
Aku bukan seorang
Aku tidak kosong
Aku ada dia
Peneman rindu
Menyanyi di cuping teling
Mengukir setiap baris bait dengan gemersik suara
Lukisan wajah jadi tatapan
Teman hingga sampai ke destinasiku
Itulah kamu
Hanya bebola mata yang bergerak
Melihat sekeliling
Sepi
Kotak fikiran bekerja
Hati cuma membisu
Diam lagi
Jantung bak kilang yang mengepam darah
Udara sejuk masuk ke rongga hidung
Tulang menggigil dingin
Kain berbulu masih tak dapat menghangatkan tubuh
Hampir setiap hentian gerabak panjang akan berhenti
Memakan dan memuntahkan penumpang
Masih lagi kaku menanti destinasi tiba
Jari menarikan pena
Tiap kata diadaptasikan ke lembaran kertas putih
Terkadang terhenti dek hasil tanaman fikiran habis
Kembali melakar dada kertas jika air luahan melimpah
Aku tersenyum
Aku bukan seorang
Aku tidak kosong
Aku ada dia
Peneman rindu
Menyanyi di cuping teling
Mengukir setiap baris bait dengan gemersik suara
Lukisan wajah jadi tatapan
Teman hingga sampai ke destinasiku
Itulah kamu
No comments:
Post a Comment